Nanda Deviyana. Pengawetan Kayu Durian (Durio zibethinus) Dengan Asap Cair Tempurung Kelapa dan Ketahananya Terhadap Serangan Rayap Tanah (Dibimbing oleh Edy Budiarso dan Zainul Arifin).
Salah satu kayu dengan kelas awet rendah yaitu pohon durian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair tempurung kelapa dan lama perendaman terhadap nilai retensi serta daya tahan kayu durian terhadap serangan rayap tanah. Seluruh data diolah menggunakan rancangan faktorial acak lengkap (RAL). Parameter yang diukur adalah retensi dan uji kehilangan berat pada lama perendaman 1, 3 dan 5 hari dengan konsentrasi 10% 20% dan 30%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rataan kadar air sebesar 11,037%, rataan kerapatan kering udara sebesar 0,328% dan kerapatan kering tanur adalah 0,324%. Lama perendaman dan konsentrasi asap cair grade 3 berpengaruh sangat signifikan terhadap retensi. Semakin lama dilakukan perendaman dan makin tinggi konsentrasi asap cair maka semakin tinggi pula nilai retensinya. Pada konsentrasi 30% dan lama perendaman 5 hari, diperolah nilai retensi tertinggi sebesar 69,401 kg/m³ sedangkan untuk nilai rataan terendah terdapat pada konsentrasi 10% yaitu sebesar 8,940 kg/m³ pada lama perendaman 1 hari. Konsentrasi 10%, 20% dan 30% hampir memiliki ketahanan yang sama dalam menahan laju serangan rayap tanah. Namun dari ketiga konsentrasi tersebut, yang paling efektif terdapat pada konsentrasi 30% dengan lama perendaman 5 hari yang paling sedikit terserang rayap tanah. Tingkat ketahanan kayu durian (Durio zibethinus) yang mengacu pada SNI 7207-2006 tentang klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah, terlihat nyata bahwa kehilangan berat yang terjadi pada kayu durian dengan contoh uji yang diawetkan menggunakan asap cair grade 3 dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% dengan lama perendaman 1, 3 dan 5 hari termasuk dalam kelas I. Sedangkan rataan persentase kehilangan berat untuk contoh uji kontrol termasuk kelas IV.