Dalam penggunaan bandwith di SMP Negeri 5 yang berada di jalan Juanda seringkali kurang dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna, sering juga mengalami lambatnya internet karena tidak dapat mengatur bandwidth sehingga perlu diterapkan dengan metode HTB (Hierarchical Token Bucket) karena dapat memaksimalkan bandwidth yang dipakai. Parameter througput pada jaringan di ruang bendahara dan ruang kelas masing-masing memiliki nilai rata-rata sebesar 593 kbps, 1080 kbps, 265 kbps, dan 347 kbps, 2 ruangan yang kategori “kurang bagus” yaitu ruang TU dan ruang bendahara, 1 ruangan yang kategori “buruk” yaitu ruang kelas dan 1 ruangan yang kategori “sedang” yaitu ruang guru. Sehingga HTB Parameter througput pada jaringan di ruang bendahara dan ruang kelas masing-masing memiliki nilai rata-rata sebesar 1983 kbps, 1959 kbps, 1502 kbps,dan 1524 kbps, yang seluruhnya masuk dalam kategori indeks 3 atau bagus. indeks parameter QoS didapatkan nilai sebagai berikut : Ruang TU dengan nilai indeks QoS sebesar 3,25 dengan kategori “Memuaskan”, Ruang Guru dengan nilai indeks QoS sebesar 3,5 dengan kategori “Memuaskan”, Ruang Kelas dengan nilai indeks QoS sebesar 3 dengan kategori “Kurang Memuaskan”, Ruang Bendahara dengan nilai indeks QoS sebesar 3,25 dengan kategori “Memuaskan” dan Untuk parameter QoS implementasi HTB Ruang TU dengan nilai indeks QoS sebesar 3 dengan kategori “Memuaskan”, Ruang Guru dengan nilai indeks QoS sebesar 3 dengan kategori “Memuaskan”, Ruang Kelas dengan nilai indeks QoS sebesar 3 dengan kategori “Memuaskan”, Ruang Bendahara dengan nilai indeks QoS sebesar 3 dengan kategori “Memuaskan”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi HTB sangat cocok digunakan pada jaringan di SMP Negeri 5 Samarinda.