Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) merupakan hak atas kekayaan yang timbul atau lahir dari intelektual manusia. Didalam dunia persaingan usaha yang tidak sehat sangat rentan terjadi pelanggaran merek salah satunya pemalsuan merek. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis perlindungan hukum atas hak merek “ ALTECO” di Kota Samarinda. dan bentuk ganti rugi atas penggunaan merek “ ALTECO” Di Kota Samarinda.
Pendekatan penelitian dilakukan menggunakan pendekatan doctrinal dengan tambahan data lapangan yang bertujuan guna mengkaji dua pokok pembahasan : Pertama : tinjauan hukum terhadap perlindungan hak atas merek “ Alteco” di Kota Samarinda. Kedua analisis bentuk Ganti Rugi Atas Penggunaan Merek “ Alteco” di Kota Samarinda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perbuatan pemalsuan produk dikualifikasikan dalam Penjelasan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis. hal tersebut memberikan jaminan perlindungan hukum terhadap bentuk pelanggaran merek. Maka dari itu perlindungan hukum bagi pemilik merek yang sah dimaksudkan untuk memberikan hak yang sifatnya eksklusif (khusus) bagi pemilik merek (exclusive right) agar pihak lain tidak dapat menggunakan tanda yang sama atau mirip dengan yang dimilikinya baik untuk barang atau jasa yang sama atau hampir sama. Kedua bentuk ganti rugi atas penggunaan merek “ Alteco” berdasarkan Pasal 83 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis terdapat sanksi perdata jika pelaku melakukan perbuatan pelanggaran merek. Sehingga pemilik merek berhak menuntut ganti rugi dan dapat menuntut penghentian kegiatan pemalsuan merek tersebut. Ganti rugi disini dapat bersifat materil maupun inmaterial.