Tahun 2022 tenaga honorer terancam dihapuskan oleh pemerintah pusat. Jumlah tenaga honorer di Indonesia sendiri mencapai 2.360.723 orang. Banyak kepala daerah menolak, termasuk Gubernur Kalimantan Timur Dr. Ir. H. Isran Noor, M.Si yang tegas menolak penghapusan tenaga honorer pada video reels yang diunggah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada Instagram @pemprov_kaltim. Unggahan itu menuai banyak pujian dari masyarakat. Pujian tersebut merupakan persepsi masyarakat yang terbentuk. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi tenaga honorer terhadap video reels Instagram Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada isu penghapusan tenaga honorer.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode studi kasus. Teori yang digunakan adalah teori integrasi informasi. Sumber data primer menggunakan wawancara dengan tenaga honorer SMK Negeri 15 Samarinda sebagai informan utama dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur sebagai informan pendukung. Hasil wawancara kemudian dianalisis berdasarkan proses pembentukan persepsi oleh Sangadji dan Sopiah, yaitu seleksi perseptual, organisasi perseptual dan interpretasi perseptual.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pengolahan informasi yang dilakukan oleh tenaga honorer melalui proses pembentukan persepsi, berakhir mayoritas tenaga honorer mempersepsikan video reels tersebut sebagai penolakan gubernur terhadap kebijakan pusat menghapuskan tenaga honorer karena peduli terhadap kehidupan kedepan tenaga honorer dan seluruh tenaga honorer mendukung keputusan penolakan penghapusan tenaga honorer oleh Gubernur Kalimantan Timur. Di mana hasil tersebut selaras dengan pesan dan tujuan dari Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih dalam terkait strategi pengolahan isu untuk membentuk persepsi khalayak.