Pestisida sintesis lebih banyak digunakan untuk mengendalikan populasi hama dilapangan, sehingga perlu dicari alternatif lain yang berbasis produk alami. Salah satunya dengan mengembangkan pestisida nabati. Salah satu hama penting pada tanaman sawi adalah ulat grayak. Berbagai jenis tanaman telah dikenal sebagai biopestisida karena mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, saponin, sulfida, fenol, alkaloid, rotenon, dan asam asetat. Campuran asap cair, ekstrak daun mindi dan ekstrak batang tuba berpotensi sebagai sumber racun terhadap hama ulat grayak (S. litura) karena mengandung senyawa metabolit penting seperti sulfida, fenol, alkaloid, rotenon dan asam asetat.
Senyawa-senyawa penting dari campuran asap cair, ekstrak daun mindi dan ekstrak batang tuba bersifat toksik terhadap hama ulat grayak (S. litura), sehingga diduga dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran asap cair, daun mindi dan batang tuba terhadap pertumbuhan tanaman sawi, pengaruh terhadap intensitas serangan ulat grayak dan pengaruhnya terhadap mortalitas ulat grayak S. litura pada kondisi laboratorium dan aplikasi campuran asap cair, daun mindi dan batang tuba pada kondisi lapang.
Penelitian ini dilaksanakan pada laboratorium dan lapangan di Gang Sayur Jalan Belimau Kecamatan Samarinda Utara Provinsi Kalimantan Timur selama 4 bulan dari bulan Desember 2022 sampai dengan Maret 2023. Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak 4 kali dengan 6 taraf konsentrasi untuk setiap perlakuan yaitu konsentrasi campuran asap cair, ekstrak daun mindi dan ekstrak batang tuba 0%, 3%, 6%, 9%, 12% dan 15% . Campuran asap cair, ekstrak daun mindi dan batang tuba memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi pada konsentrasi (P3) 9%, berpengaruh terhadap intensitas dan mortalitas hama ulat grayak Spodoptera litura F. sebesar 73,33% pada konsentrasi (P3) 9%.