Ari Mujahidin. Studi Perilaku Orangutan (Pongo Pygmaeus Porio) pada Pohon Pakan Sengkuang (Dracontomelon Dao) yang Sedang Berbuah (Dibimbing oleh Yaya Rayadin dan Rachmat Budiwijaya Suba).
Orangutan kalimantan Pongo pygmaeus morio adalah mamalia besar yang terkenal arboreal dan sebagian besarnya memakan buah-buahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku orangutan dalam memanfaatkan pohon sengkuang. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara orangutan dan primata lainnya dalam memanfaatkan resources yang sama sebagai objek pakannya. Fokus dari pengamatan ini pada perilaku orangutan dalam memanfaatkan pohon sengkuang serta hubungan keberadaan orangutan dengan kehadiran primate lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini orangutan dapat kembali ke pohon yang sama bahkan bersarang dan kadang ditemukan kehadirannya bersamaan dengan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Ini berarti di antara kedua primata ini dapat memanfaatkan sumber daya secara bersamaan. Berbeda dengan monyet ekor pendek (Macaca nemestrina) yang apabila terdapat orangutan di atasnya monyet ekor pendek tersebut tidak mau naik ke atas pohon sengkuang. Dalam hasil pengamatan yang dilakukan selama 10 hari diperoleh data 5 individu orangutan dengan variasi kelas umur, jantan 3, anak 1, betina 1. Secara umum memperlihatkan bahwa persentase perilaku orangutan pada pagi hari ialah makan 45,59%, bergerak 35,7%, istirahat 16,5%, dan lainnya 2,21%. Sedangkan perilaku orangutan di sore hari ialah 40,27%, bergerak 28,14%, istirahat 25,98, serta perilaku lainnya 5,6%. Secara umum persentase perilaku orangutan yang paling besar ialah makan karena orangutan hadir pada pohon sengkuang yang sedang berbuah. Berdasarkan penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan pohon sengkuang khususunya yang berada di Kalimantan Timur sangat penting dalam mendukung keberadaan sumber pakan bagi orangutan dan primata lainnya sebab dalam beberapa hari pohon sengkuang dapat dimanfaatkan oleh 5 sampai dengan 6 individu orangutan. Sehingga dapat direkomendasikan bahwasanya pohon sengkuang menjadi penting untuk dikonservasi atau dikembangkan di beberapa habitat orangutan atau habitat yang sudah rusak.