Remaja di Indonesia dihadapkan pada tiga beban gizi antara lain, gizi kurang, gizi lebih dan kekurangan zat gizi mikro. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada seseorang termasuk juga mahasiswa merupakan masalah penting, karena mempunyai risiko timbulnya penyakit-penyakit tertentu. Asupan dan kebutuhan gizi mahasiswa dipengaruhi oleh gaya hidup dan kebiasaan
makan. Probiotik adalah nutrisi yang memiliki beragam manfaat lain yang tak kalah penting untuk pemenuhan asupan dan kebutuhan gizi. Aktivitas fisik yang kurang dan meningkatnya waktu aktivitas sedentari yang mana termasuk di dalamnya adalah durasi screen time dapat menimbulkan masalah gizi pada mahasiswa. Penelitian ini mempelajari tentang hubungan antara screen time dan kebiasaan konsumsi makanan sumber probiotik dengan status gizi pada remaja. Sejumlah 76 remaja menjadi sampel dan dievaluasi untuk mengetahui screen time, kebiasaan konsumsi makanan sumber probiotik, dan status gizi berdasarkan pengukuran secara langsung dengan metode cross-sectional. Hasil penelitian didapatkan, jumlah responden yang memiliki total screen
time di atas median (median = 634,50) dan di bawah median (median = 634,50) adalah seimbang, yaitu sama-sama berjumlah 38 (50%). Sebagian besar responden jarang mengonsumsi makanan sumber probiotik, yaitu berjumlah 41 (53,9%). Hasil analisis bivariat menunjukkan screen time (p = 0,432) dan konsumsi makanan sumber probiotik (p = 0,484) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi. Remaja disarankan untuk mengurangi durasi screen time serta lebih sering melakukan aktivitas fisik, serta remaja disarankan agar sering memantau berat badan sehingga status gizi dapat selalu dalam keadaan baik dan terkontrol agar tidak meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan pada tubuh.