Industri petrokimia yang berada di sebuah kota dapat memberikan ancaman pencemaran lingkungan, salah satunya pencemaran udara. Kota Bontang memiliki tingkat penyakit ISPA dan faringitis cukup tinggi. Isu pencemaran udara, khususnya gas amoniak perusahaan, telah beredar di masyarakat Kota Bontang sebagai penyebabnya meskipun belum ada pernyataan terkait hal tersebut. Karena itu, hunian warga yang masuk dalam kawasan perusahaan (buffer zone) menjadi pusat pengawasan pihak berwajib selama ini. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang melakukan pengambilan data kadar gas amoniak di udara sebanyak satu kali dalam satu tahun dan insidental sebagai usaha pengawasan pencemaran tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya fasilitas alat yang tidak dapat bekerja secara real-time dan harus digunakan dalam pengawasan petugas di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun alat sistem monitoring kadar gas amoniak (NH3) berbasis IoT dengan data dapat diakses di mana pun dan kapan pun. Adapun penelitian menghasilkan data tertampil pada LCD dan LED sebagai peringatan visual yang melekat pada alat. Selain itu, data dapat diakses melalui sebuah website secara real-time. Hasil analisis menunjukkan sensor MQ-137 sebagai sensor gas amoniak memiliki nilai MAPE sebesar 1,015% dengan korelasi hasil pembacaan sensor senilai 0,938. Pola regresi sensitivitas pembacaan output sensor MQ-137 terhadap tegangan output yang dihasilkan adalah.