Tradisi merupakan suatu kegiatan atau kebiasaan yang dilakukan berulang kali secara turun temurun sehingga di wariskan dari Generasi ke generasi. Seperti halnya tradisi tolak bala. Tolak Bala merupakan berbuat sesuatu untuk menjauhkan diri dari hal yang tak di inginkan seperti melakukan doa selamatan dan sebagai upaya terhindar dari bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prosesi pelaksanaan Tradisi Tolak Bala dan Makna dari Tradisi Tolak Bala tersebut bagi masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian Kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Payung-payung, Kecamatan Maratua, kabupaten Barau. Dengan Responden dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yaitu 1 staff Kampung Payung-payung, 1 Toko Agama dan 2 masyarakat Kampung Payung-payung. Teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi ini laksanakan setiap tahun bertepatan dengan bulan Saffa (bulan Hijiriah). Bentuk kegiatan tradisi ini yaitu masyarakat berbondong-bondong kepesisir pantai membawa panganan seperti buras, ketupat dan nasi ketan. Pelaksanaan tradisi ini di awali dengan tokoh agama mengumandangkan adzan di empat penjuru, kemudian berputar 3 kali sambil membacakan doa tolak bala dan melakukan kegiatan mandi-mandi atau siraman selama 30 menit, kegiatan siram-menyiram ini dapat membersihkan diri mereka dari dosa, bala (mara bahaya) atau menolak bala yang ada pada diri mereka. Makna tradisi tolak bala bagi masyarakat yaitu sebagai kegiatan ajang silaturahmi antar masyarakat kampung payung-payung, mempererat tali kekeluargaan antar masyarakat kampung payung-payung, pewarisan nilai-nilai luhur dan nilai budaya antar generasi agar tidak punah, menjaga persatuan kesatuan antar masyarakat kampung payung-payung dan ajang bersyukur atas makanan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.