Pasien diabetes melitus dengan komplikasi gagal ginjal kronik umumnya mendapatkan banyak obat yang sering diresepkan untuk meringankan gejala maupun mengobati penyakit dasar dari pasien. Banyaknya obat yang digunakan berpotensi meningkatkan resiko kejadian interaksi obat, yang secara potensial mempengaruhi keberhasilan terapi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat antidiabetes pada pasien diabetes melitus komplikasi gagal ginjal kronik rawat inap di RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif secara retrospektif dengan teknik purposive sampling. Protokol uji sudah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman No.011/KEPK-FFUNMUL/EC/EXE/02/2023. Hasil penelitian dari 42 data rekam medik pasien yang memenuhi syarat inklusi menunjukan bahwa karakteristik pasien terbanyak berjenis kelamin laki-laki berjumlah 22 pasien (52,39%), mayoritas berusia 46-55 tahun (lansia awal) berjumlah 19 pasien (45,23%), pekerjaan terbanyak sebagai pegawai kantoran berjumlah 12 pasien (28,57%), paling banyak memiliki penyerta dengan 1 penyakit berjumlah 25 pasien (59,52%) yaitu hipertensi berjumlah 24 pasien (33,80%). Jumlah penggunaan obat yang paling banyak diberikan yaitu 4 obat berjumlah 14 pasien (33,34%) dengan jumlah terbanyak yaitu golongan rapid acting insulin berjumlah 33 peresepan (14,53%). Berdasarkan penelitian dan pengkajian ilmiah diperoleh 60 kejadian potensi interaksi obat yang diperoleh dari hasil analisis data menggunakan aplikasi medscape, dan drug.com serta buku drug interaction fact oleh Tatro fifth edition.