Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva pada mata yang dapat mengganggu penglihatan. Pterigium lebih sering ditemui di daerah tropis dan subtropis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kasus pterigium di BKMOM Samarinda. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan data retrospektif yang didapat dari rekam medik BKMOM Samarinda. Data penelitian ini adalah seluruh pasien pterigium yang datang berobat di BKMOM Samarinda periode 1 Januari – 31 Desember, 2016. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, derajat pterigium, keluhan utama, visus, keterlibatan mata dan terapi. Hasil penelitian ini ditemukan 292 pasien yang terdiagnosis pterigium. Kasus pterigium berdasarkan usia ditemukan kategori 40 tahun (70,21%); berdasarkan jenis kelamin ditemukan laki-laki (50%) dan perempuan (50%); berdasarkan keterlibatan mata ditemukan unilateral (60,96%) dan bilateral (39,04); berdasarkan derajat ditemukan derajat I (20,69%), diikuti derajat II (35,22%), derajat III (19,21%), derajat IV (22,91%), dan rekuren (1,97%); berdasarkan visus ditemukan normal vision sebanyak (79,06%), diikuti low vision group 1 (15,02%), low vision group 2 (2,47%), blindness group 3 (1,72%), blindness group 4 (1,23%), blindness group 5 (0,5%) dan blindness group 9 (0%); berdasarkan keluhan utama ditemukan mata merah (29,45%), diikuti tumbuh selaput (62,33%) dan gangguan penglihatan (8,22%); berdasarkan terapi ditemukan terapi medikamentosa (55,91%) dan pembedahan (44,09%). Kesimpulannya adalah kasus pterigium berdasarkan usia yang terbanyak adalah > 40 tahun; berdasarkan jenis kelamin memiliki frekuensi yang sama antara lakilaki dan perempuan; berdasarkan keterlibatan mata yang terbanyak adalah unilateral; berdasarkan derajat yang terbanyak adalah derajat II; berdasarkan visus yang terbanyak adalah normal vision; berdasarkan keluhan utama yang terbanyak adalah tumbuh selaput; berdasarkan terapi yang terbanyak adalah medikamentosa.