Masyarakat di Indonesia masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini masih belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang dihadapi yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat, contohnya di Kabupaten Kutai Kartanegara yang 36 persen masyarakatnya belum tersentuh layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Untuk menghadapi permasalahan tersebut, perlu dibuat sebuah sistem berbasis IoT yang dapat mempermudah dalam monitoring kualitas air layak konsumsi di PDAM sehingga dalam proses pemantauannya bisa lebih mudah dan terkomputerisasi. Menggunakan metode fuzzy tsukamoto karena hasilnya dapat mempresentasikan kondisi yang sebenarnya atau lebih mendekati penalaran manusia. Sedangkan data yang digunakan sebagai parameter untuk metode fuzzy tsukamoto berupa variabel-variabel kadar pH dan kekeruhan air untuk menentukan kualitas air. Melalui penerapan IoT, sensor-sensor seperti sensor pH dan sensor kekeruhan dapat mengumpulkan data kualitas air yang kemudian dikirim melalui jaringan untuk dianalisis. Metode fuzzy tsukamoto digunakan untuk menganalisis data sensor dan menentukan kebersihan air berdasarkan aturan fuzzy yang telah ditentukan. Pengujian sensor pH memiliki rata-rata error sebesar 2.96% pada pH 4.01 dan 5.51% pada pH 6.86 dan sensor kekeruhan menunjukan nilai 0,544 NTU pada air bersih. Selain itu, pengujian metode fuzzy tsukamoto pada sistem juga memiliki nilai fungsional sebesar 100% berdasarkan hasil pengujian.