RAHMA WULANDARI. Studi kelayakan usaha kerupuk bawang putra sepaku UMKM Nesia Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Fakultas pertanian. Universitas Mulawarman 2023 (Di bawah bimbingan Krishna Purnawan Chandra dan Miftakhur Rohmah)
Bisnis rumahan khususnya usaha kerupuk bawang saat ini banyak memiliki pesaing. Namun pemilik usaha kerupuk bawang saat ini masih belum mengetahui dengan tata cara pengembangan bisnis dibidang usaha kerupuk bawang. Belum diketahui apakah hasil industri kerupuk bawang mampu bersaing dengan usaha kerupuk bawang lainnya. Studi kelayakan usaha yang merupakan salah satu pilihan strategi yang harus diterapkan oleh pemilik usaha untuk memastikan bahwa perusahaan akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang. Salah satu usaha di Desa Tengin Baru Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara adalah usaha Kerupuk Bawang Putra Sepaku.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan bisnis aspek finansial dan menyusun strategi pengembangan aspek non finansial. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan (oktober-november 2022), terhitung dari persiapan data sehingga menganalisis data dengan melakukan observasi lapangan dengan pemilik Usaha Kerupuk Bawang Putra Sepaku UMKM Nesia di Lokasi Desa Tengin Baru, jln. Imam Bonjol, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Aspek finansial yang di analisis dengan menggunakan metode NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Of Return), BCR (Benefit Cost Ratio), dan PP (Payback Period) dan aspek non finansial dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode analisis SWOT.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha kerupuk bawang putra Sepaku bisa dikatakan belum layak, dengan NPV sebesar -Rp 184.601, (< tingkat bunga bank yang berlaku); BCR sebesar 1,015 (>1); PP (payback period) hasil perhitungan pada aliran kas payback period tidak memperhitungkan nilai hasil dari PP karena terdapat nilai negatif setiap empat bulan. Hasil analisis aspek non finansial menyusun strategi pengembangan yang terdapat pada usaha kerupuk bawang putra sepaku terdapat kuadran IV yaitu turn around artinya usaha ini belum mendukung untuk memperoleh keuntungan karena banyaknya ancaman tantangan dalam melakukan bisnis usaha kerupuk.