Potensi sumberdaya DAS Mahakam sudah cukup lama dikelola oleh masyarakat di Desa Tanjung Pagar Kecamatan Muara Pahu dalam bentuk usaha budidaya ikan mas dan spesies lainnya. Usaha ini perlu ditingkatkan dengan tetap memperhatikan dukungan berbagai sumberdaya alam, manusia dan kapital. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kelayakan usaha budidaya ikan mas dalam karamba berdasarkan 4 parameter yaitu Revenue Cost Ratio (RCR), Break Even Point (BEP) harga, penjualan dan produksi, total keuntungan dan Payback Period (PP) dan menentukan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam usaha budidaya ikan mas (C. carpio Linn) dalam karamba. Metode sampling yang dilakukan adalah sensus dan bertujuan (purposive sampling) dengan mengambil 5 orang sebagai responden utama. Hasil analisis menunjukkan Revenue Cost Ratio (RCR) adalah sebesar 2,08 kali lebih besar atau RCR>1 artinya menguntungkan, Break Even Point (BEP) harga sebesar Rp.13.404 atau BEP(Price) < dari harga riil yang dihasilkan yaitu Rp.30.800, maka usaha tersebut untung, Break Even Point (BEP) penjualan sebesar Rp.45.095.312 per tahun atau BEP(penjualan) < dari penjualan riil yang dihasilkan yaitu sebesar Rp.437.606.400 maka usaha tersebut untung dan Break Even Point (BEP) produksi sebesar 6.183 kg/tahun atau BEP(produksi) < dari produksi riil yang dihasilkan yaitu sebesar 14.208 maka usaha tersebut untung, sedangkan untuk total keuntungan adalah sebesar Rp.227.185.733,- per tahun dan Payback Period (PP) yang merupakan jangka waktu yang dibutuhkan agar dapat mengembalikan biaya investasi nilainya adalah 0,40 (0 tahun 5 bulan), artinya pengembalian investasinya sangat cepat, secara umum usaha budidaya ikan mas di Desa Tanjung Pagar Kecamatan Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat adalah layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.