Syahrul Rozi (1804015197). Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko dan Upaya Pengendalian Risiko Pada Kegiatan Penebangan pohon di PT Ratah Timber (Dibimbing oleh Diah Rakhmah Sari dan Heru Herlambang).
Kegiatan penebangan pohon merupakan kegiatan yang mempunyai tingkat risiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi. Kondisi areal hutan yang sulit dan pengalaman serta keterampilan pekerja yang berbeda dilapangan, dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Dalam melakukan kegiatan pemanenan hutan, pekerjaan pemanenan pohon merupakan kegiatan yang harus diperhatikan karena mempunyai risiko bahaya yang sangat tinggi. Salah satu pekerjaan yang mendukung dalam kegiatan penebangan pohon adalah bagaimana pengoperasian mesin chainsaw yang digunakan oleh operator dan helper. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya yang terjadi pada kegiatan penebangan pohon di PT Ratah Timber, untuk mengetahui tingkat risiko setiap potensi bahaya pada kegiatan penebangan pohon di PT Ratah Timber, dan untuk mengetahui upaya pengendalian risiko setiap potensi bahaya pada kegiatan penebangan pohon di PT Ratah Timber. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari hasil wawancara dan observasi dilapangan secara langsung serta data sekunder yang berasal dari perusahaan. Penelitian dilaksanakan pada saat kegiatan penebangan pohon menggunakan mesin chainsaw di petak T13, T14, dan T15. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa dari identifikasi bahaya berdasarkan kegiatan penebangan pohon dengan menggunakan mesin chainsaw ditemukan 31 bahaya. Berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan dari 34 risiko murni terdapat 0 risiko rendah, 25 risiko sedang, dan 9 risiko tinggi. Pengendalian risiko yang dilakukan pada kegiatan penebangan pohon selalu menggunakan alat pelindung diri (APD), membuat HIRADC, dan memasang tanda bahaya disekitar area kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah risiko yang paling dominan yang didapat dari hasil penilaian risiko adalah risiko sedang berjumlah 25 bahaya dari seluruh potensi bahaya yang ada, untuk itu pekerjaan hanya dapat dilanjutkan setelah berkonsultasi dengan tenaga ahli dan tim penilai, untuk memperhitungkan bahaya atau harus mengurangi risiko lebih lanjut sebelum dimulainya kembali pekerjaan.