MSDs dalam sektor pertambangan sering kali kurang mendapat perhatian, di beberapa perusahaan masih ada yang belum memahami apa saja yang menjadi faktor-faktor risiko penyebabnya, sehingga resiko MSDs dapat timbul di suatu perusahaan tanpa disadari. Menurut RISKESDAS tahun 2013 di Indonesia angka penderita penyakit muskuloskeletal dari analisis tenaga medis yaitu 11,9% sedangkan menurut indikasi gejala yang terjadi dan identifikasi diagnosa sebesar 24,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keluhan Musculoskeletal Disorders pada operator alat berat di Kutai Kartanegara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 35 orang laki-laki. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Nordic Body Map untuk mengukur tingkat keluhan Musculoskeltal Disorsders dan Quick Exposure Check untuk mengukur postur kerja pada operator alat berat. Uji statistik menggunakan chisquare. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara durasi kerja (p = 0,000), dan postur kerja (p= 0,000) dengan keluhan Musculoskeletal Disorders pada operator alat berat di PT X Kutai Kartanegara.Sementara itu, masa kerja (p= 0,237) tidak terdapat hubungan dengan dengan keluhan MSDs pada operator alat berat di PT X Kutai kartanegara. Kesimpulan penelitian ini adalah adanya hubungan antara durasi kerja, dan postur kerja terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders pada operator alat berat di PT X Kutai kartanegara. Perusahaan perlu Mengurangi jam kerja dan beban kerja sesuai dengan peningkatan usia yang dialami oleh operator.