Nur Azizah. Laju Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah pada Tiga Hutan Kota Yang Berbeda di Kecamatan Samarinda Ulu (Dibimbing oleh Sri Sarminah dan Marlon Ivanhoe Aipassa). Pertambahan penduduk yang pesat berarti kehidupan manusia terutama di perkotaan dengan berbagai kegiatan pembangunan seperti pembangunan jalan, jembatan, perumahan dan pabrik sangat tergantung pada ketersediaan lahan yang cukup. Perkembangan kawasan perkotaan menyebabkan terjadinya perubahan tutupan lahan menjadi kawasan kedap air dengan kapasitas penyimpanan air yang rendah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui laju infiltrasi dan nilai permeabilitas pada 3 (tiga) hutan kota yang berbeda di Kecamatan Samarinda Ulu. Waktu penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yaitu dimulai dari Januari 2023 hingga Juni 2023. Lokasi penelitian dilakukan di 3 (tiga) Hutan Kota yang berbeda di Kecamatan Samarinda Ulu yaitu Hutan Kota Belakang Rumah Walikota, Hutan Kota Universitas Mulawarman dan Hutan Kota Hotel Mesra. Pemilihan lokasi ini merujuk pada SK Wallikota No. 660/291/HK-KS/VIII/2018 tentang penunjukkan 16 lokasi Hutan Kota di Kota Samarinda. Penelitian ini melakukan pengukuran laju infiltrasi dengan menggunakan alat double ring infiltrometer, untuk permeabilitas tanah dan sifat-sifat fisik tanah di analisis di Laboratorium Ilmu Tanah, UPT. Laboratorium Sumber daya Hayati Kalimantan (LSHK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju infiltrasi di Hutan Kota Belakang Rumah Walikota dan Hutan Kota Universitas Mulawarman yaitu sebesar 55,90 cm/jam dan 39,48 cm/jam termasuk kelas sangat cepat, sedangkan pada Hutan Kota Hotel Mesra sebesar 13,00 cm/jam termasuk kelas cepat. Nilai permeabilitas tanah tertinggi di Hutan Kota Belakang Rumah Walikota yaitu sebesar 12,51 cm/jam termasuk kelas cepat, sedangkan Hutan Kota Universitas Mulawarman dan Hutan Kota Hotel Mesra sebesar 12,21 cm/jam dan 11,90 cm/jam termasuk kelas agak cepat. Laju infiltrasi dan permeabilitas tanah bersangkut paut oleh adanya sifat-sifat fisik tanah, perakaran, dan tutupan kanopi pohon di lokasi penelitian. Data ini dapat digunakan sebagai informasi awal kemampuan hutan kota sebagai daerah resapan air yang dapat memperkecil limpasan permukaan.