Harga batubara di pasaran sangat ditentukan oleh nilai kalori. Untuk mengetahui parameter apa saja yang mempengaruhi nilai kalori maka perlu dilakukan korelasi antara nilai kalori dengan kadar air, kadar abu dan zat terbang yang terkandung dalam batubara di mana kandungan tersebut terdapat pada analisis proksimat dan kadar karbon, nitrogen dan hidrogen pada analisis ultimat. Pada penelitian ini, selain mengetahui korelasi data proksimat dan data ultimat dengan nilai kalori, kedua data tersebut juga dikorelasikan dengan total sulfur karena sulfur sangat memberikan dampak terhadap lingkungan, sehingga perlu dipastikan jumlahnya di bawah ambang batas yang ditetapkan. Korelasi yang digunakan adalah Korelasi Pearson. Penentuan klasifikasi batubara menggunakan standar Americans Society For Testing & Materials (ASTM). Hasil uji korelasi menunjukkan total sulfur berkorelasi positif sangat kuat dengan kandungan zat terbang dan karbon tertambat. Kemudian berkorelasi negatif sangat kuat dengan kandungan air bawaan dan kadar hidrogen. Korelasi antara nilai kalori dengan data proksimat menunjukkan bahwa nilai kalori berkorelasi positif sangat kuat dengan karbon tertambat dan negatif sangat kuat dengan kandungan air bawaan. Sedangkan korelasi antara nilai kalori dengan data ultimat menunjukkan bahwa nilai kalori berkorelasi positif sangat kuat dengan kadar karbon dan kadar nitrogen dan berkorelasi negatif kuat dengan kadar hidrogen. Akan tetapi total sulfur dan nilai kalori tidak berkorelasi dengan kadar abu. Klasifikasi batubara dari kelima sampel masuk ke dalam kelas sub bituminous dengan rentang nilai kalori.