Asam humat adalah zat kimia yang terbentuk secara alami dari proses dekomposisi jaringan tanaman dan hewan yang sulit didegradasi pada perairan. Senyawa kompleks asam humat yang bereaksi dengan diklorin (Cl2) dapat menghasilkan produk sampingan desinfeksi yang bersifat toksik dan karsinogenik terhadap manusia seperti senyawa trihalometana (THMs). Salah satu teknologi alternatif untuk mendegradasi zat organik asam humat adalah metode proses oksidasi lanjut atau Advanced Oxidation Processes (AOPs) yaitu metode Foto-Fenton. Foto-Fenton didasarkan pada sifat oksidatif yang sangat kuat dari radikal hidroksil (OH•). Reaksi cahaya UV menjadi katalis nonchemical basis terhadap proses Foto-Fenton yang dapat mempengaruhi proses reaksi sehingga variasi sinar UV menghasilkan hasil yang berbeda. Proses Foto-Fenton juga dipengaruhi dengan kehadiran zat kimia lainnya yang menjadi zat pengganggu (scavenger). Salah satu zat pengganggu adalah kalsium karbonat (CaCO3). Penelitian dilakukan menggunakan metode Foto-Fenton dimana reagen Fenton yang digunakan adalah H2O2 dan FeSO4. Dosis yang digunakan pada penelitian adalah konsentrasi reagen Fenton menggunakan H2O2 100 ppm dan FeSO4 0,01 gram. Dibuat larutan sampel asam humat dengan konsentrasi 15 ppm, kemudian diatur pH larutan menjadi 5. Larutan sampel direaksikan dengan reagen Fenton di dalam kotak reaktor menggunakan variasi sinar UVA dan UVC selama 5 jam dengan pengambilan sampel setiap 30 menit, kemudian menggunakan variasi scavenger 10 mg dan 20 mg. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil persentase degradasi tertinggi menggunakan sinar UVC sebesar 89,02% dibandingkan menggunakan sinar UVA sebesar 87,66%. Perbedaan hasil disebabkan oleh energi foton pada proses Foto-Fenton lebih tinggi pada sinar UVC dibandingkan sinar UVA sehingga meningkatkan produksi agen pengoksidasi OH• yang lebih banyak dalam reaksi antara reagen fenton, sehingga proses degradasi lebih optimal. Hasil penelitian menggunakan sinar UVC penambahan variasi CaCO3 10 mg diperoleh persentase degradasi 92,62%, sedangkan pada variasi CaCO3 20 mg diperoleh persentase degradasi 91,90%. Perbedaan hasil disebabkan oleh CaCO3 yang dapat mengendapkan reagen fenton dan membantu mendegradasi zat organik pada dosis yang tepat.