Polusi udara adalah masuknya zat, energi, dan komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, yang mengakibatkan penurunan kualitas udara hingga tingkat tertentu dan mempengaruhi kesehatan manusia. Kualitas udara yang buruk memiliki dampak negatif pada makhluk hidup, terutama kesehatan manusia. Efek samping polusi udara meliputi sakit kepala, pusing, mual, iritasi pada hidung, tenggorokan, mata, serta kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), asma, dan pneumonia. Polusi udara di perkotaan lebih tinggi akibat aktivitas dan kepadatan populasi manusia. Penurunan kualitas udara di berbagai kota di Indonesia disebabkan oleh perkembangan kendaraan bermotor yang pesat, pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan kurangnya ruang terbuka hijau. Kota Yogakarta, mengalami tingkat polusi yang tinggi karena emisi gas buang kendaraan bermotor yang banyak. Memberikan informasi yang tepat mengenai kualitas udara dapat mengurangi gangguan pernapasan. Namun, masyarakat umum tidak memiliki akses terhadap informasi kualitas udara karena mahalnya biaya alat pengukur. Sistem monitoring kadar polusi udara berbasis Internet of Things (IoT) dibutuhkan untuk memberikan informasi secara realtime dan interaktif. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian Algoritma C.45 untuk mengklasifikasikan data kualitas udara di Kota Yogyakarta berdasarkan enam parameter pengukuran, yaitu PM10, PM25, SO2, CO, O3, NO2, dan category. Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa kualitas udara terbagi menjadi
dua jenis, yaitu baik (good) dan sedang (moderate), dengan proporsi yang berbeda setiap harinya. Analisis data menunjukkan bahwa kualitas udara di Yogyakarta pada tahun 2021 adalah baik, tanpa efek negatif yang signifikan pada makhluk hidup. Penerapan metode Algoritma C4.5 dalam pengolahan data kualitas udara Kota Yogyakarta tahun 2021 mencapai tingkat akurasi keberhasilan sebesar 99,5074% dan tingkat kegagalan sebesar 0,4926%. Metode ini terbukti efektif dalam pengklasifikasian kualitas udara dan pengolahan data dengan baik.