Muhammad Rizki Syamsida, NIM. 1602045049, judul skripsi "Rivalitas Amerika Serikat-Tiongkok dalam Kebijakan Pengembangan Kecerdasan Buatan Sejak Tahun 2015" dibimbing oleh Rendy Wirawan, M.IR, Program studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Samarinda tahun 2023. Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan bagaimana rivalias Amerika Serikat dengan Tiongkok dalam kebijakan mengenai perkembangan artificial intelligence. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dengan teknik studi literatur. Data-data tersebut berasal dari buku, jurnal, dan internet. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan buatan telah menjadi fenomena di seluruh negara di dunia sejak diakui menjadi ilmu disiplin pada tahun 1956. Penerapannya telah telah memasuki seluruh elemen kehidupan manusia baik di kehidupan sehari-hari hingga ranah politik internasional. Dewasa ini, Kecerdasan buatan dianggap sebagai salah bentuk power baru di sistem politik internasional dalam tujuannnya menjadi negara hegemoni. perkembangan kecerdasan buatan di dunia saat ini dipimpin oleh Amerika Serikat. AS mendominasi teknologi kecerdasan buatan dengan beberapa produk terkemukanya seperti Google, META, Amazon dll. Namun dalam perkembangannya, negara lain berambisi untuk menjadi negata terdepan dalam bidang dan inovasi kecerdasan buatan, negara tersebut ialah Tiongkok. Tiongkok membuat produk kecerdasan buatan di bidang produk yang sama yang dimiliki oleh AS seperti Baidu, Tencent, Dsb. Ambisi Tiongkok dan perkembangannya dalam memiliki produk di bidang yang sama dengan AS kemudian dianggap oleh beberapa pakar sebagai rivalitas kedua negara dalam menjadi negara terdepan dalam perkembangan kecerdasan buatan.