Latar Belakang : Di seluruh dunia, jumlah tenaga kesehatan yang mengalami luka tusuk benda tajam yang terkontaminasi HBV, HCV dan HIV diperkirakan sekiar 2,1 juta di antaranya tertular HBV (virus Hepatitis B), 926.000 tertular HCV (Virus Hepatitis C) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap infeksi silang semakin meningkat (Rapiti, 2005). Paparan terhadap darah yang disebabkan oleh tertusuk jarum meningkatkan risiko infeksi virus yang ditularkan melalui darah seperti virus Hepatitis B (HBV) dengan risiko 5-40 %, virus hepatitis C (HCV) dengan risiko 3-10 % dan human immunodeficiency virus (HIV) dengan risiko 0,2 - 0,5 % (WHO,2013). Subjek dan Metode : Untuk mengetahui Apakah ada Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Pengemasan Limbah dan Kebijakan dengan Kecelakaan Kerja pada Cleaning Service dan Petugas Pelayanan Kesehatan di RS.LNG Badak Bontang. Penelitian ini menggunakan penelitian Observasional dengan metode pendekatan Cross Sectional. Sampel berjumlah 39 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi Square pada taraf signifikasi 0,05. Hasil : Adapun petugas pelayanan kesehatan yang pernah mengalami kecelakaan tertusuk jarum suntik di RS LNG Badak tahun 2019 yaitu sebesar 25 orang (64,1 %). Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang positif antara kepatuhan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pengemasan limbah, dan kebijakan rumah sakit dengan kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik di RS LNG Badak tahun 2019. Kesimpulan : Temuan ini mengharapkan agar masing-masing kepala unit dapat melakukan supervisi pada setiap petugas pelayanan kesehatan dalam melakukan tindakan injeksi dan memantau khusus pada SOP injeksi.