Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian wilayahnya adalah pesisisir yang dijadikan sebagai tempat pemukiman, tambak dan juga kawasan wisata. Adanya berbagai kegiatan dan pengaruh oseanografi fisis di wilayah pesisir sehingga rentan mengalami perubahan garis pantai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis pantai dan laju perubahannya di Pesisir Kecamatan Samboja Tahun 2000–2022 dengan penginderaan jauh menggunakan citra Satelit Landsat. Analisis perubahan garis pantai dilakukan dengan penginderaan jauh yang diolah dengan tools Digital Shoreline Analysis System (DSAS), kemudian dikaitkan terhadap faktor gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Dari analisis data tersebut akan dipetakan perubahan garis pantai yang mengalami abrasi dan akresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata energi gelombang selama tahun penelitian yaitu sebesar 644,39 J/m2. Koefisien refraksi (Kr) yang diperoleh yaitu 0,844–0,903 dan koefisien shoaling (Ks) yaitu 1,190–1,891 serta nilai tinggi gelombang yang baru 0,775–1,155 meter. Akresi terbesar yaitu 488,46 meter terjadi di Desa Ambarawang Laut pada rentaang Tahun 2012–2016, sedangkan abrasi terbesar terjadi di Desa Tanjung Harapan yaitu -156,83 pada rentang Tahun 2009–2011. Perubahan garis pantai di Pesisir Kecamatan Samboja Tahun 2000–2022, didominasi oleh proses akresi dengan jarak rata-rata akresi sebesar 23,29 meter dan jarak rata-rata abrasi sebesar -19,99 meter. Sedangkan rata-rata laju akresi sebesar 10,17 meter/tahun dan laju abrasi sebesar -8,98 meter/tahun.