Perkebunan merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari peran perkebunan karet yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari keberhasilan Indonesia dalam perkebunan karet tentunya tidak terlepas dari suatu masalah, salah satunya yaitu kurangnya penggunaan bibit unggul karet. Seringkali karena minimnya pengetahuan petani tentang pemilihan bibit unggul karet ini menjadikan salah satu penyebab rendahnya produktivitas karet. Pada kenyataannya dalam memilih bibit karet yang akan digunakan ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan
dari keadaan agroklimat syarat tumbuh tanaman karet, seperti curah hujan, kecepatan angin, ketinggian, dan bentuk lahan, serta potensi produktivitas lateks masing-masing klon tanaman karet. Oleh karena itu penelitian ini mengusulkan sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan klon tanaman karet. Tujuan dari penelitian ini untuk membangun sistem pendukung keputusan dengan menerapkan metode AHP dan MOORA. Metode AHP digunakan untuk pembobotan kriteria dimana hasil nilai kriteria digunakan untuk mendapatkan peringkat dari beberapa alternatif dengan metode MOORA. Penelitian ini menghasilkan suatu sistem yang dapat memberikan pengetahuan dan rekomendasi alternatif klon tanaman karet yang cocok dengan keadaan agroklimat mengunakan 11 data alternatif yaitu IRR 104, IRR 112, IRR 118, BPM 24, PB 260, PB 330, PB 340, RRIC 100, IRR 5, IRR 39, dan IRR 42. Hasil penelitian menunjukan PB 260 adalah klon terbaik dengan nilai preferensi 0.0877.