Prosesi pernikahan adat suku Tidung di Desa Pembeliangan Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan menjadi salah satu budaya yang memiliki kearifan lokal penggunaan bahasa dalam prosesinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perfomansi, indeksikalitas, dan partisipasi yang terdapat pada rangkaian prosesi pernikahan adat pada suku Tidung Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan deskripsi kualitatif. Data dalam penelitian berupa tuturan yang digunakan pada prosesi pernikahan adat suku Tidung. Sumber data diperoleh dari tiga informan yang berasal dari Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan yang pernah terlibat dalam prosesi pernikahan adat suku Tidung dan mengetahui prosesi pernikahan.Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, catat, rekam, transkripsi, dan dokumentasi. Analisis data penelitian yang digunakan analisis deskriptif dengan metode padan, teknik pilah unsur penentu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.
Prosesi pernikahan adat suku Tidung memiliki tiga tahapan yang dilaksanakan, yaitu pranikah, pelaksanaan pernikahan, dan pascanikah. Dari ketiga tahap tersebut ditemukan perfomansi dari tahap pertama pranikah, yaitu prosesi beseruan, persetujuan, bepupur, dan bejepen. Lalu tahap kedua pelaksanaan pernikahan, yaitu bebantang. Kemudian pascanikah, yaitu kiwon talu landom, mandi-mandi, dan menyambaloi. Perfomansi yang didapatkan berupa bentuk tuturan dan nyanyian dalam tarian bejepen. Indeksikalitas dalam prosesi pernikahan adat suku Tidung ditemukan pada alat dan bahan prosesi seperti, batu lesung (ngidaw debatu), pisau, pupur, tikar, alat musik, tempayan. Selanjutnya partisipasi yang terlibat dalam prosesi pernikahan adat suku Tidung, yaitu Tokoh Adat, Tokoh Agama, dan Tetua Kampung. Dari ketiga hasil analisis tersebut ditemukan nilai budaya secara keseluruhan pada prosesi pernikahan adat suku Tidung, yaitu nilai komitmen dan nilai kesopansantunan.