Pemberdayaan pelaku UMKM dilaksanakan untuk peningkatan kapasitas UMKM sehingga dalam pelaksanaannya terdapat proses dan faktor yang mempengaruhi keberhasilannya di Rumah BUMN Samarinda. Penelitian ini bertujuan 1) Untuk menganalisis penyelengaraan Pemberdayaan Pelaku UMKM di Rumah BUMN Samarinda. 2) Untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan pelaku UMKM melalui Pemberdayaan di Rumah BUMN Samarinda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sesuai dengan tujuan penelitian dan metode yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik studi dokumen. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan trianggulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan dilaksanakan melalui beberapa tahapan diantarannya 1) tahapan penyadaran yang meliputi proses sosialisasi program Rumah BUMN Samarinda untuk mengenalkan bahwa terdapat program Rumah BUMN untuk pembinaan UMKM. Sosialisasi ini melibatkan stakeholders untuk mempermudah penyampaian informasi kepada pelaku UMKM. Selanjutnya rekrutmen peserta program atau pelaku UMKM untuk bergabung di Rumah BUMN Samarinda. Langkah berikutnya yaitu indentifikasi kebutuhan untuk mengetahui kebutuhan keterampilan yang perlu diberikan kepada pelaku UMKM. 2) tahapan pengkapasitasan dilaksanakan dengan memberikan pendidikan masyarakat berupa pelatihan. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan metode praktek. 3) tahapan pendayaan dilaksanakan dengan memberikan kuasa untuk mandiri yang artinya pelaku UMKM diberikan kuasa untuk mengelola produk UMKM sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki dan pihak Rumah BUMN memberikan fasilitas berupa website dan stand
penjualan. Selain itu terdapat pendampingan bagi pelaku UMKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan program yaitu peserta program hal ini dikarenakan peserta program merupakan subjek yang diberdayakan. Faktor yang kedua yaitu fasilitator program sebagai pendidik dan fasilitas untuk proses pendidikan turutmempengaruhi keberhasilan program dikarenakan proses pendidikan membutuhkan fasilitas pendidikan yang memadai.