Bahasa menjadi sarana komunikasi pada masyarakat. Bahasa yang terdapat di masyarakat memiliki variasi ataupun ragam yang banyak digunakan oleh masyarakat. Akibat dari adanya keragaman bahasa memungkinkan munculnya suatu gejala kebahasaan yaitu campur kode dalam tuturannya. Peristiwa campur kode suatu peristiwa dimana pada saat berbicara, seorang penutur menggunakan unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakannya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk campur kode, serta mendeskripsikan faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode di pasar Taman Rawa Indah Kota Bontang. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil pada bulan Februari 2023. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap (SBLC), teknik rekam, dan teknik catat. Data kemudian diidentifikasi dan dianalisis menggunakan teknik pilah unsur penentu (PUP) dengan daya pilah pola tindak tutur SPEAKING oleh Delly Hymes. Peneliti menemukan adanya peristiwa campur kode. Bentuk campur kode yang terjadi berupa penyisipan kata dan penyisipan frasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Daerah (Bugis, Banjar, dan Jawa). Faktor-faktor yang menyebabkan campur kode tersebut adalah (1) Kebiasaan penutur, (2) menambah keakraban dengan lawan tutur, (3) tawar-menawar, (4) keterbatasan penggunaan kode.