Tanaman cabai (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman hortikultura (sayur-sayuran) dan salah satu komoditas penting, dalam budidaya pertanian di Indonesia dan mempunyai nilai ekonomi yang tingg, karena kebutuhan cabai rawit semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga banyak petani yang sangat berminat untuk membudidayakannya. Kendala yang dihadapi dalam budidaya tanaman cabai rawit ini salah satunya adalah gangguan dari OPT, terutama penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur. Oleh karena itu perlu adanya perlindungan terhadap tanaman cabai rawit untuk mengurangi perkembangan penyakit tersebut dengan menggunakan pestisida nabati. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pampang, Samarinda Utara dari bulan September sampai Desember 2022, untuk mengetahui penyakit penting yang terdapat di Kelurahan Pampang, pengaruh aplikasi pestisida nabati (daun sirih, jahe dan bawang putih) dan konsentrasi pestisida nabati yang efektif dalam mengendalikan penyakit penting pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari empat perlakuan yaitu: Tanpa Pestisida Nabati, Ekstrak Pestisida Nabati 100 ml L1 air, Ekstrak Pestisida Nabati 150 ml L-1 air, Ekstrak Pestisida Nabati 200 ml L-1 air dan diulang sebanyak enam kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan diuji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit penting yang terdapat di Kelurahan Pampang adalah penyakit bercak daun (Cercospora capsici) dan penyakit antraknosa (Colletotrichum capsici Syd.). Kombinasi ekstrak pestisida nabati (daun sirih, jahe dan bawang putih) mempengaruhi intensitas penyakit penting pada tanaman cabai rawit. Kombinasi konsentrasi ekstrak pestisida nabati 200 ml L-1 air kombinasi (ekstrak daun sirih, ekstrak jahe dan ekstrak bawang putih) efektif dalam menurunkan intensitas penyakit penting pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) sebesar 2,96% dibanding kontrol.