Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah, salah satunya yaitu Bangalai (Zingiber Cassumunar Roxb) yang merupakan tanaman asli Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode dan waktu esktraksi dengan pelarut aquades terhadap kandungan fitokimia dan proksimat pada rimpang bangalai. Pada penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Split Plot Design dengan 2 kelompok, faktor pertama (A) perlakuan rimpang bangalai : A1 = non-blanching, A2 = Blanching non-agen, dan A3 = blanching asam sitrat 0,05%. Faktor kedua (B) perbedaan metode dan waktu ekstraksi rimpang bangalai : B1 = maserasi 24 jam, B2 = maserasi 48 jam, B3 = ultrasonik 15 menit, dan B4 = ultrasonik 30 menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan menggunakan uji lanjut DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode maserasi lebih optimal dalam mengekstrak kandungan bioaktif pada rimpang bangalai dibandingkan metode
ultrasonik. Metode maserasi mendapatkan nilai kadar tanin 1405,94-2642,61 mg TAE Kgˉ¹, dan metode ultrasonik 1865,39-2504,83 mg TAE Kgˉ¹. Metode maserasi mendapatkan nilai Fenol 256,454-416,917 mg GAE Kgˉ¹ dan metode ultrasonik 241,546-433,768 mg GAE Kgˉ¹. Metode maserasi mendapatkan nilai Flavonoid 33,833-70,337 mg CAE Kgˉ¹, dan metode ultrasonik 58,570-36,317 mg CAE Kgˉ¹. Pada proksimat metode maserasi mendapatkan nilai rata-rata air 7,26-9,41%, dan metode ultrasonik 6,46-8,71%. Abu metode maserasi 5,57-10,47%, dan metode ultrasonik 5,06-9,48%. Lemak metode maserasi 9,76-13,69%, dan metode ultrasonik 9,80-13,73%. Protein metode maserasi 5,08-10,51%, dan metode ultrasonik 3,39- 8,70%. Karbohidrat metode maserasi 59,75-66,28%, dan metode ultrasonik 60,68- 73,73%.