Komoditas dari bawang merah dan bawang putih ini merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah, meskipun minat petani dalam membudidayakan bawang merah dan bawang putih cukup kuat namun dalam proses pengusahaannya masih ditemui berbagai kendala,baik kendala yang bersifat teknis maupun ekonomis. Jumlah produksi bawang merah dan bawang putih tentunya juga akan mempengaruhi harga jual dari kedua bawang tersebut yang menunjukkan bahwa bawang merah dan bawang putih ternyata mempunyai masalah fluktuasi harga rendah di provinsi Kalimantan Timur.
Fluktuasi dari harga bawang merah dan bawang putih juga terjadi di kota Bontang dan berpengaruh terhadap konsumen dan produsen. Maka diperlukan suatu metode untuk meramalkan harga bawang merah dan bawang putih sehingga dapat mengantisipasi kenaikan harga. Salah satu metode yang dapat diimplementasikan dalam aplikasi prediksi harga bawang merah dan bawang putih di Kota Bontang pada masa yang akan datang yaitu metode Moving Average. Data harga bawang diambil dari tahun 2019, 2020, 2021, 2022 diperoleh Pusat Harga Pangan Strategis Nasional (PHIPS), Provinsi Kalimantan Timur. Hasil peramalan moving average dengan menggunakan metode perhitungan Mape dan Mse diketahui bahwa ordo yang telah dihasilkan melalui proses peramalan memiliki nilai paling rendah yaitu 5, 10 dan 20.