Padi yang bahasa latinnya Oryza Sativa L merupakan bahan utama pembuatan nasi yang merupakan makanan pokok bagi seluruh masyarakat Indonesia. Padi dapat dikelola menjadi beras dan kemudian menjadi nasi merupakan sumber karbohidrat bagi tubuh. Akan tetapi hal yang sering terjadi dilapangan banyak kerugian yang diakibatkan dengan adanya penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh faktor lingkungan, cuaca, manusia serta hama-hama tanaman padi khususnya patogen atau mikro organisasi pengganggu (virus, bakteri, dan jamur) sehingga terlambat untuk didiagnosa sehingga menyebabkan gagal panen. Case Based Reasoning adalah paradigma penyelesaian suatu masalah secara fundamental. Tidak hanya mengandalkan pengetahuan dari suatu masalah, CBR mampu memanfaatkan pengetahuan khusus dari situasi masalah yang dialami sebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 Penyakit dan 50 gejala penyakit tanaman padi, 50 gejala penyakit tanaman padi 6 solusi pengendaliannya serta nilai bobot pada setiap gejala. metode CBR memiliki 4 tahapan dalam menentukan hasil diagnosa, yaitu retrieve, reuse, revise dan retain. Terdapat 5 gejala kasus baru yang dipilih oleh pengguna, mendapatkan hasil diagnosis, maka perlu diperlukan dilakukan proses retrieve terlebih dahulu. Data yang dipilih tersebut dicari kemiripannya dengan gejala-gejala penyakit yang ada di dalam basis pengetahuan. Terdapat 2 jenis penyakit yang memiliki gejala yang sama dengan gejala kasus baru yang dipilih oleh pengguna, yaitu penyakit virus tungro (P001), penyakit hawar daun bakteri (P003). Setelah itu dilanjutkan dengan proses reuse perhitungan kemiripan antara gejala kasus baru dengan gejala yang sudah tersimpan pada basis pengetahuan. Dari 2 jenis penyakit yang memiliki beberapa jenis gejala yang sama dengan gejala penyakit baru, ada satu jenis penyakit (P003) dengan nilai kemiripan sebesar 90%. Telah dirancang dan membangun sebuah sistem pakar berbasis web menggunakan metode Case Bases Reasoning untuk mengetahui jenis penyakit serta cara penanganannya. Sistem pakar yang dikembangkan, untuk menggantikan kedudukan seorang pakar penyakit tanaman padi dalam mendiagnosa penyakit tanaman padi di Kota Samarinda. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi dalam pengembangan penelitian baru yang akan datang.