Syzygium polyanthum banyak dijumpai di Indonesia dan memiliki berbagai kegunaan diantaranya dalam pengobatan infeksi kulit, sebagai anti inflamasi juga anti bakteri. Tanaman salam juga mengandung golongan senyawa metabolit sekunder seperti tanin, flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin yang memiliki potensi sebagai agen anti bakteri. Penelitian ini dilakukan dengan metode difusi sumuran terhadap bakteri S. aureus dan P. acnes. Konsentrasi ekstrak etanol daun salam yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu 10%, 15%, 20%, 25%. Daya bunuh yang diperoleh berdasarkan pengukuran zona bening yang terbentuk pada media agar menggunakan jangka sorong, kemudian diformulasikan dalam bentuk gel dan di ukur aktivitas anti bakterinya dan dilakukan evaluasi fisik dan stabilitas fisik sediaan. Ekstrak etanol daun salam memiliki aktivitas anti bakteri, yang mana pada konsentrasi 15%, 20%, 25% menghasilkan aktivitas anti bakteri yang masuk dalam kategori kuat, dengan konsentrasi 20% menjadi konsentrasi dengan daya bunuh yang paling besar. Hasil optimasi basis gelling agent didapatkan carbopol konsentrasi 0,5 % memiliki sifat fisik yang memenuhi standar sediaan gel. Hasil uji evaluasi fisik dan uji stabilitas selama penyimpanan 6 siklus diketahui bahwa sediaan gel ekstrak etanol daun salam dari siklus satu hingga enam memenuhi standar sediaan gel. Hasil uji aktivitas anti bakteri sediaan gel ekstrak etanol daun salam terhadap bakteri P. acnes dan S. aureus menunjukkan daya bunuh yang masuk dalam kategori kuat yaitu 12,90 mm terhadap bakteri P. acnes, dan 12,84 mm terhadap S. aureus.