Plastik merupakan benda yang umum dan dapat ditemukan pada lingkungan sekitar makhluk hidup. Mikroplastik merupakan partikel-partikel plastik berukuran ≤ 5 mm (Cahyo dkk., 2020). Mikroplastik termasuk ke dalam salah satu limbah yang berbahaya, hal tersebut dikarenakan mikroplastik memiliki sifat persisten, mengandung senyawa kimia toksik, dan bersifat karsinogenik (Ambarsari, 2022). Kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah sembarangan khususnya ke sungai dapat menyebabkan terjadinya polusi di kawasan sungai.

Pada penelitian sampel air yang diambil menggunakan metode grab selanjutnya masuk tahap penyaringan awal menggunakan plankton net kemudian ditambahkan NaCl dan didiamkan selama 12 jam. Setelah 12 jam diambil sampel air pada bagian atas wadah yang telah terpisah dari padatan yang telah mengendap. Sampel air kemudian ditambahkan Fe(II) (0,05 M) dan H2O2 30% dan dipanaskan menggunakan magnetic stirrer selama 30 menit, sampel kemudian disaring kembali menggunakan kertas saring. Kertas saring kemudian dikeringkan menggunakan oven selama 1 jam untuk selanjutnya diamati menggunakan mikroskop. Sampel yang telah diamati kemudian masuk dalam tahap pengujian menggunakan FTIR. Pengambilan sampel sampah dilakukan mengacu pada metode monitoring CSIRO dimana sampel sampah diambil dengan membagi lokasi pengambilan sampel menjadi 4 titik dengan jarak antar titik sebesar 50 meter. Sampel sampah yang diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai dengan kode jenis plastik yang tertera dan dihitung persentasenya.

Hasil penelitian ini ditemukan mikroplastik dengan bentuk fiber dan fragmen, dengan nilai kelimpahan mikroplastik terbesar yakni 14 partikel/L. Berdasarkan hasil uji FTIR menunjukkan pendugaan terdapatnya jenis polimer plastik Nylon (Polyamide) dan PTFE (Polytetrafluoroethylene). Jenis sampah plastik yang ditemukan pada penelitian ini terdiri dari jenis plastik PET, HDPE, LDPE, PVC, PP, PS, dengan jenis sampah plastik yang mendominasi adalah jenis PET yang terdapat pada setiap titik sampling. Korelasi antara keberadaan sampah plastik dengan kelimpahan mikroplastik menunjukan nilai yang fluktuatif, hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor di antaranya aktivitas warga sekitar, waktu yang dibutuhkan untuk proses degradasi sampah plastik menjadi mikroplastik, serta persebaran mikroplastik yang dipengaruhi oleh aliran sungai.