Industri Kecil dan Menengah (IKM) memiliki strategi dan peran penting terhadap pembangunan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja. Salah satu langkah strategis untuk memperkuat dasar perekonomian Indonesia adalah dengan memajukan IKM. Sektor IKM dapat dimajukan melalui bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah berupa dana bantuan produksi agar produk yang dihasilkan bisa tetap bernilai jual tinggi dan kualitas yang dihasilkan baik. Banyaknya faktor yang perlu menjadi dasar dalam pertimbangan penentuan prioritas pengembangan dan terbatasnya jumlah anggaran yang disediakan oleh Pemerintah daerah, maka diperlukan adanya suatu metode untuk mengetahui industri mana yang berhak untuk diberikan bantuan prioritas pengembangan. Penelitian ini telah membangun sistem yang mampu merekomendasikan prioritas IKM berdasarkan 3 kriteria yaitu jumlah tenaga kerja, kapasitas produksi, dan nilai investasi. Metode AHP digunakan dalam menentukan bobot kriteria dan metode WASPAS digunakan dalam menentukan peringkat urutan prioritas alternatif IKM. Dalam penelitian ini terdapat 12 jenis komoditi yaitu kerajinan, pangan, sandang, bahan bangunan, elektronika logam, alat transportasi, bengkel, laundry, percetakan, vulkanis ban, variasi showroom dan jasa reparasi. Penelitian ini menggunakan 5 data IKM dari komoditi variasi showroom di mana bobot kriteria nilai investasi menjadi bobot tertinggi. Hasil dari komoditi jasa reparasi diperoleh IKM dengan nama Bengkel Painting milik Agus Giartono mendapat tempat pertama dengan nilai preferensi 0,765430 dan terpilih menjadi salah satu industri yang diprioritaskan.