Anemia adalah suatu keadaan jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Prevalensi kejadian anemia pada remaja putri di Indonesia sebesar 32%. Anemia disebabkan kurangnya asupan zat gizi makro dan mikro dan status gizi. Salah satuintervensi program Pemerintah untuk menekan angka kejadia anemia dengan cara pemberian tablet tambah darah (TTD). Pada Kalimantan Timur jumlah remaja putri yang telah mengonsumsi ≥52 tablet TTD dalam satu tahun sebesar 1,31% hal ini masih belum mencapai target. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi, kepatuhan konsumsi
tablet tambah darah dan asupan protein dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kota Samarinda. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectionall, penentuan sampel penelitian dengan metode purposive sampling dan stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner secara langsung dan link Google Form dengan jumlah sampel sebanyak 123 responden. Data dianalisis menggunakan uji-chi square dan uji Mann-Whitney. Berdasarkan uji statistik ditemukan hasil tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia dengan nilai p value = 0,801 tidak terdapat hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia dengan nilai p value = 0,261. Terdapat hubungan asupan protein dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kota Samarinda dengan nilai p value = 0,038. Remaja putri disarankan untuk meningkatkan asupan zat gizi seperti memperhatikan konsumsi protein yang cukup dalam kesehariannya dan meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah serta lebih banyak mencari informasi-informasi mengenai anemia. Sekolah dapat bekerja sama dengan puskesmas mengadakan sosialisasi mengenai permasalahan anemia pada remaja putri dan membentuk program pendistribusian tablet tambah darah secara merata.