Batubara merupakan salah satu sumber energi alternatif di Indonesia yang cukup besar jumlah sumber daya maupun cadangannya. Batubara pada masa depan akan memiliki prospek dan peluang yang baik untuk dikembangkan. Cekungan kutai merupakan cekungan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, karena pada daerah ini ditemukan banyak endapan batubara berumur Tersier. Batubara di Cekungan Kutai dipengaruhi oleh adanya proses genang laut, regresi, dan transgresi yang mempengaruhi material sedimen pembentuk batubara. Lokasi penelitian berada di daerah Loa Bakung-Loa Kulu sekitarnya. Luas area lokasi penelitian adalah kurang lebih 16 km2 . Tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa menganalisis kondisi geologi daerah penelitian, menguraikan hasil analisis proksimat serta menentukan peringkat batubara. Tahap penelitian dibagi menjadi penelitian lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan berupa pemetaan geologi, sedang penelitian laboratorium terdiri dari pengujian proksimat batubara dan nilai kalori batubara.
Satuan geomorfologi daerah penelitian berdasarkan aspek-aspek geomorfologi digolongkan kedalam 3 satuan bentuklahan, yaitu satuan bentuklahan Perbukitan Terkikis (D1), Satuan Bentuklahan Tubuh Sungai (F1) dan Satuan Bentuklahan Dataran Aluvial (F2). Berdasarkan klasifikasi Howard (1967), daerah penelitian memiliki pola aliran Dendritik, serta stadia daerah penelitian berupa stadia dewasa karena bentuk lembahnya yang cenderung berbentuk “U”. Stratigrafi daerah penelitian dengan diurutkan dari tua ke muda yaitu Satuan Batupasir Loabakung, Satuan Batulempung Loabakung dan Satuan Batupasir Loakulu serta endapan lempung. Struktur geologi daerah penelitian berupa kekar gerus yang terdapat pada LP 22. Sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada kala Miosen hingga Holosen yang mana pola dinamika sedimentasi berpengaruh dalam proses pembentukannya. Pada daerah penelitian dilakukan analisis proksimat batubara yang terdiri atas kadar air lembab, zat terbang, kadar abu dan karbon tertambat terhadap 7 jenis sampel dari 3 seam batubara. Penelitian ini menggunakan standar UN-ECE international classification of in seam coals 1998 yang berdasar pada nilai kadar abu dan nilai kalori batubara. Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan bahwa batubara pada daerah penelitian masuk kedalam peringkat batubara Bituminous dengan kualitas yang tinggi atau High grade coal.