Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan sebagian besar menginfeksi paru. TB memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga dilakukan pengendalian dan penanggulangan dengan program pengobatan TB. Indikator evaluasi program tersebut dengan melihat angka keberhasilan pengobatan. Salah satu upaya agar target keberhasilan pengobatan TB paru tercapai yaitu dengan analisis faktor yang berhubungan dengan hasil pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi meliputi usia, jenis kelamin, jarak tempat tinggal, pendidikan; Klinis meliputi tipe diagnosis dan status Diabetes Melitus (DM); serta Pengawas Minum Obat (PMO) terhadap keberhasilan pengobatan TB paru. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diambil dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB), form TB. 01, dan rekam medis di Unit TB-DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) Puskesmas Rapak Mahang Tenggarong selama periode 2020 – 2022 dengan teknik total sampling. Didapatkan sebanyak 94 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis statistik menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil uji statistik hubungan usia, jenis kelamin, jarak tempat tinggal, pendidikan, tipe diagnosis, status DM, dan PMO terhadap keberhasilan pengobatan TB paru berturut-turut menunjukkan nilai p = 0,454; 0,548; 1,000; 1,000; 0,573; 0,410; dan 1,000. Dapat disimpulkan bahwa usia, jenis kelamin, jarak tempat tinggal, pendidikan, tipe diagnosis, status DM, dan PMO masing-masing tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberhasilan pengobatan TB paru.