Peranan kucing liar cukup penting dalam menjaga kestabilan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Di mana informasi mengenai kucing liar di Indonesia sangat diperlukan dalam menunjang upaya konservasi kucing liar yang masih tersisa di alam, sehingga masih diperlukan upaya konservasi seperti penelitian yang berkaitan dengan kelompok satwa ini. Keberadaan kucing liar terus mengalami penurunan populasi, dikarenakan hilangnya habitat hutan, berkurangnya lahan basah dan adanya fragmentasi habitat yang disebabkan oleh aktivitas manusia Penelitian ini bertujuan untuk menginformasikan keberadaan kucing hutan pada kawasan hutan rawa Mesangat dan diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang keberadaan kucing pada habitat rawa di Hutan Mesangat. Prosedur yang dilakukan adalah orientasi lapangan yang dilakukan selama 2 minggu dan kemudian dilakukan pemasangan kamera trap. Setiap perangkap kamera yang terpasang dilengkapi informasi identitas kamera, tanggal, waktu dan titik koordinat lokasi pemasangan perangkap kamera tersebut. Kamera perangkap terpasang dengan metode penentuan titik secara purposive yang setiap bulannya ada 7 titik kamera perangkap pada Hutan Mesangat dengan berjumlah yang diperoleh 55 kamera perangkap selama 1 tahun, jumlah foto idependen 968 foto selama 365 hari. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka didapatkan 2 jenis kucing liar yang terekam oleh kamera jebak, dengan jumlah 13 foto independen dari perangkap kamera yang terpasang. Dengan intensitas terbanyak pada jenis Prionailurus planiceps sebanyak 3 kali kehadiran, sedangkan untuk jenis Prionailurus bengalensis hanya terekam sebanyak 1 kali kehadiran. Berdasarkan data penyebaran kucing liar, terlihat bahwa kawasan hutan rawa mesangat pada bagian hilir didominasi oleh jenis Prionailurus planiceps. Selain itu ditemukan bahwa Hutan rawa Mesangat banyak menyediakan sumber pakan yang melimpah khususnya untuk mamalia kecil jenis famili felidae.