Tanaman kelor (Moringa Oleifera) merupakan pangan lokal yang memiliki kandungan zat besi dan kalsium cukup tinggi. Potensi zat besi dan kalsium dapat dimanfaatkan menjadi bahan pangan tambahan dalam
pembuatan kulit pangsit yang dapat dikonsumsi sebagai alternatif makanan selingan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dewasa serta anak-anak malnutrisi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima responden dan untuk mengetahui nilai kandungan mikronutrien berupa kadar zat besi dan kadar kalsium serta mengetahui hasil daya terima oleh responden terhadap kulit pangsit. Desain penelitian adalah true experimental dengan rancangan percobaan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Daya terima dinilai berdasarkan uji organoleptik terhadap 20 panelis, pangsit terpilih dan pangsit kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) antar formulasi kulit pangsit pada parameter aroma dan tekstur, namun memiliki perbedaan signifikan (p0,05) pada parameter warna dan rasa antar formulasi pangsit C (penambahan kelor 50%). dan formulasi pangsit D (penambahan kelor 75%). Kandungan mikronutrien yaitu, kadar zat besi dan kadar kalsium pada pangsit terpilih lebih tinggi dibandingkan dengan pangsit kontrol. Hal ini disebabkan oleh penambahan kelor pada bahan baku utama kulit pangsit. Pangsit terpilih dengan daya terima terbaik yaitu formulasi kulit pangsit B (penambahan kelor 25%). Kontribusi kandungan formulasi pangsit terpilih diharapkan untuk bisa melakukan pengembangan makanan tambahan masyarakat berbasis pangan lokal.