Sistem Pentanahan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk usaha pengamanan sistem tenaga listrik yang biasa disebabkan oleh sambaran petir, arus bocor serta tegangan lebih untuk dialirkan ke bumi sehingga manusia, makhluk hidup lain dan lingkungannya menjadi lebih aman. Berdasarkan PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) 2011 nilai resistansi pentanahan total sistem yang berlaku adalah < 5 Ω. Adapun faktor yang cukup mempengaruhi besaran resistansi pentanahan di suatu tempat adalah resistansi dari elektroda pentanahan dan resistansi jenis tanahnya. Penelitian yang dilakukan menggunakan penambahan garam (NaCl), arang kayu dan arang batok sebagai zat aditif serta sebagai bahan bersifat higroskopis yang diperlukan untuk menurunkan resistansi pada tanah. Metode pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah metode tiga titik. Metode ini menggunakan elektroda tes sebanyak dua elektroda. Hasil penelitian yang diperoleh pada pengujian awal dengan nilai terkecil adalah pada kedalaman 150 cm dengan nilai 38,06 Ω dan tahanan jenisnya 63,07 Ωm. Kemudian pengujian menggunakan arang kayu dan garam pada kedalaman 50 cm adalah 23,01 Ω dan tahanan jenisnya 351,66 Ωm, pada kedalaman 100 cm adalah 15,58 Ω dan tahanan jenisnya 134,33 Ωm, kemudian pada 150 cm adalah 16,62 Ω dan tahanan jenisnya 38,06 Ωm. Kemudian nilai terkecil dengan menggunakan arang batok dan garam pada kedalaman 50 cm adalah 32,63 Ω dan tahanan jenisnya 22,34 Ωm, pada kedalaman 100 cm adalah 14,76 Ω dan tahanan jenisnya 17,56 Ωm, pada kedalaman 150 cm adalah 9,8 Ω dan tahanan jenisnya 16,24 Ωm. Kemudian nilai terkecil dengan menggunakan ketiga bahan yaitu arang kayu, arang batok dan garam pada kedalaman 50 cm adalah 38,66 Ω dan tahanan jenisnya 26,47 Ωm, pada kedalaman 100 cm adalah 11 Ω dan tahanan jenisnya 13,09 Ωm, pada kedalaman 150 cm adalah 8,6 Ω dan tahanan jenisnya 14,25 Ωm.