Stunting merupakan masalah yang harus diintervensi di Kabupaten Berau termasuk di Puskesmas Gunung Tabur. Angka kejadian stunting mencapai 28,6% pada tahun 2021. Kelurahan Gunung Tabur termasuk kelurahan dengan prevalensi stunting terbesar di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tabur, pada bulan agustus tahun 2022 angka stunting mencapai 16,2%. Stunting dapat terjadi jika pemberian ASI lanjutan tidak disertai dengan pemberian keragaman MP-ASI yang Beragam pada usia yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dan Keragaman MP-ASI dengan kejadian stunting pada bayi berusia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tabur Kabupaten Berau tahun 2022. Desain studi adalah case control dengan jumlah sampel 66 responden dengan bayi berusia 6-24 bulan. Pengumpulan data dilakukan secara offline menggunakan kuesioner dan online menggunakan link google form yang diberikan kepada subjek penelitian melalui WhatsApp. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ditemukan hanya 36,4% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi dengan kategori stunting dan 90,9% ibu yang memberikan MP-ASI yang tidak beragam pada bayi dengan kategori stunting. Analisis data menggunakan uji chi-square menunjukkan ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif (p=0,001) dengan nilai OR 11,083 dan Keragaman MP-ASI (p=0,008) dengan nilai OR 6,923 dengan kejadian stunting. Kesimpulan studi ini yaitu ada hubungan yang signifikan pemberian ASI eksklusif dan Keragaman MP-ASI dengan kejadian stunting pada bayi berusia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tabur Kabupaten Berau tahun 2022. Disarankan kepada ibu agar memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan memperhatikan pemberian makan kepada anaknya seperti memberikan MP-ASI yang lebih beragam. Kemudian saran untuk Puskesmas Gunung Tabur yaitu meningkatkan upaya promotif dan preventif seperti penyuluhan terkait pencegahan stunting dan memberikan pelatihan demo masak MP-ASI kepada ibu.