Padi yang digiling menghasilkan bahan sisa berupa limbah yaitu abu sekam padi. Sekam padi yang dibakar menghasilkan senyawa kimia berupa silica (SiO2) sekitar 94% - 96%. Abu sekam padi dimanfaatkan sebagai bahan tambah. Saat ini dunia konstruksi banyak melakukan inovasi seperti batu bata yang dikembangkan menjadi bata ringan. Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi campuran bata ringan menggunakan bahan tambah limbah abu sekam padi dengan komposisi yang berbeda dari penelitian sebelumnya, untuk mengisi ruang-ruang kosong antar butiran sehingga mampu meningkatkan kuat tekan atau mutu bata ringan.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengujian terhadap masing-masing bahan penyusun campuran bata ringan dan membuat rancangan bata ringan berdasarkan metode SNI 03-6882-2014 menggunakan abu sekam padi sebagai bahan tambah dengan variasi 0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Pengujian bata ringan meliputi kuat tekan, kuat tarik dan permeabilitas. Total benda uji sebanyak 50 buah bata ringan dengan ukuran yang berbedabeda menyesuaikan pengujian bata ringan, dalam perawatan selama 28 hari. Hasil penelitian kuat tekan bata ringan pada umur 28 hari rata-rata variasi 0% menghasilkan kuat tekan 5,63 MPa, pada variasi 10% menghasilkan kuat tekan 7,21 MPa, pada variasi 20% menghasilkan kuat tekan 9,53 MPa, pada variasi 30% menghasilkan kuat tekan 4,77 MPa dan pada variasi 40% menghasilkan kuat tekan 3,24 MPa. Terjadi penambahan kekuatan pada kuat tekan sebesar 0,42%.
Hasil kuat tarik belah rata-rata dari bata ringan umur 28 hari variasi 0% adalah 0,46 MPa, pada variasi 10% adalah 0,69 MPa, pada variasi 20% adalah 1,45 MPa, pada variasi 30% adalah 0,69 MPa dan pada variasi 40% adalah 0,33 MPa. Terjadi penambahan kekuatan pada kuat tarik sebesar 0,006%. Berdasarkan hasil penelitian permeabilitas didapatkan nilai tertinggi pada variasi 0% (0,236 mm/menit) dan terendah pada variasi 40% (0,101 mm/menit).
Kata Kunci: Bata Ringan, Abu Sekam Padi, Kuat Tekan, Kuat Tarik, Permeabilitas