Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (i) Bagaimana ciri mantra Upacara Nutuk Beham Suku Kutai Adat Lawas di Desa Kedang Ipil; (ii) Bagaimana tradisi Upacara Nutuk Beham Beham Suku Kutai Adat Lawas di Desa Kedang Ipil; (iii) Bagaimana makna tradisi Upacara Nutuk Beham Suku Kutai Adat Lawas di Desa Kedang Ipil. Tujuan dari penelitian ini adalah (i) Untuk mengetahui tata cara Nutuk Beham pada masyarakat Suku Kutai Adat Lawas di Desa Kedang Ipil; (ii) Untuk mengetahui nilai kearifan lokal apa sajakah yang terdapat dalam upacara Nutuk Beham pada masyarakat Suku Kutai Adat Lawas di Desa Kedang Ipil. (iii) Untuk mengetahui makna Nutuk Beham pada masyarakat Suku Kutai Adat Lawas di iv v Desa Kedang Ipil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis menggunakan teknik observasi, wawancara, rekam dan menyimak. Hasil penelitian yang diperoleh dari analysis data yang telah dilakukan penulis, maka ditemukan hasil penelitian berupa (i) Mantra yang terdiri dari atas beberapa rangkaian kata yang memiliki unsur irama dan rima; (ii) Bersifat lisan, sakti atau magis; (iii) Bersifat asoferik (Bahasa khusus anatara pembicara dan lawan bicara); (iv) Kata-kata yang digunakan kurang umum dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi mantra Upacara Nutuk Beham Suku Kutai Adat Lawas berdasarkan hasil analisis fungsinya yakni (i) Fungsi mantra sebagai pengendali social (nasihat); (ii) Fungsi mantra siebagai pengingat (peringatan); (iii) Fungsi mantra sebagai toleransi; (iv) Fungsi mantra sebagai sarana untuk berdoa.