Detail Cantuman Kembali
RAHMATULLAH MUKARRAMAH - Personal Name

AKTIVITAS ANTI DERMATOFITA DAN TOKSISITAS DARI EKSTRAK TUMBUHAN OBAT DAN TUMBUHAN HUTAN KALIMANTAN

ABSTRAK
Rahmatullah M. Aktivitas Anti Dermatofita dan Toksisitas dari Ekstrak
Tumbuhan Obat dan Tumbuhan Hutan Kalimantan (dibawah bimbingan Irawan
Wijaya Kusuma dan Edi Sukaton)
Sebagai negara tropis Indonesia menjadi lahan subur tumbuhnya jamur. Oleh
karena itu, penyakit-penyakit akibat jamur sering kali menjangkiti masyarakat.
Dermatofita adalah salah satu kelompok jamur yang sangat merugikan yang
mengakibatkan berbagai penyakit kulit seperti panu, kadas, kurap dan sebagainya.
Keanekaragaman hayati tumbuhan Indonesia yang tinggi, khususnya di Kalimantan
mempunyai potensi untuk diteliti dan diidentifikasi serta diketahui pemanfaatannya
sebagai anti dermatofita alami. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas anti
dermatofita dari 40 ekstrak tumbuhan obat dan tumbuhan hutan Kalimantan yang
didukung dengan kajian toksisitas dan analisis fitokimianya.
Hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik menunjukkan bahwa
nilai rendemen terbesar terdapat pada ekstrak tumbuhan Pecut Kuda (Stachytarpheta
jamaicensis (L) Vahl.) sebesar 31,6 % dan nilai rendemen terkecil terdapat pada
ekstrak tumbuhan Lidah Buaya (Aloe vera Linn.) sebesar 0,5 %.
Analisis fitokimia pada 40 ekstrak tumbuhan yang diuji menunjukkan bahwa
33 jenis tumbuhan positif mengandung alkaloid, 17 jenis tumbuhan positif
mengandung triterpenoid, 14 jenis tumbuhan positif mengandung steroid, 9 jenis
tumbuhan positif mengandung saponin, 20 jenis tumbuhan positif mengandung
flavonoid dan semua jenis tumbuhan positif mengandung karbohidrat.
Hasil uji toksisitas terhadap udang renik (Artemia salina Leach.) pada
konsentrasi 1000 ppm menunjukkan dari 40 sampel tumbuhan yang diuji terdapat 11
sampel yang mempunyai nilai % kematian  50 % yakni Bangle (Zingiber
purpureum Roxb.), Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.), Bilem (Pogostemon cablin
Benth.), Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.), Kunyit Hitam (Curcuma
aeruginosa Roxb.), Merbau (Intsia palembanica Miq.), Selekop (Lepisanthes amoena
(Hassk.) Leenh.), Serunai (Ageratum conyzoides L.), Sirih (Piper betle Linn.), Sirsak
(Annona muricata Linn.) dan Waru (Hibiscus tiliaceus L.).
Hasil pengujian anti dermatofita dengan metode paper disk diffusion dengan
menggunakan jamur Trichophyton mentagrophytes menunjukkan terdapat 9 sampel
yang memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan jamur yaitu Bangle
(Zingiber purpureum Roxb.), Bawang Tiwai (Eleutherine americana L. Merr.),
Bilem (Pogostemon cablin Benth.), Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.), Lamtoro
(Leucaena glauca Linn.), Merbau (Intsia palembanica Miq.), Salam (Eugenia
polyantha Wight.), Sirih (Piper betle Linn.) dan Waru (Hibiscus tiliaceus L.).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa tumbuhan yang diuji
berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan obat-obatan alami,
terutama sebagai anti dermatofita ataupun anti kanker.

Ketersediaan

LOADING LIST...

Detail Information

Judul AKTIVITAS ANTI DERMATOFITA DAN TOKSISITAS DARI EKSTRAK TUMBUHAN OBAT DAN TUMBUHAN HUTAN KALIMANTAN
Pengarang RAHMATULLAH MUKARRAMAH - Personal Name
No. Panggil
Subyek
Bahasa Indonesia
Tempat Terbit Universitas Mulawarman
Tahun Terbit 2008
Penerbit Fakultas Kehutanan
Jurusan
Lampiran Berkas
LOADING LIST...

Informasi
DETAIL CANTUMAN
Kembali ke sebelumnya  
UPT. PERPUSTAKAAN UNMUL

DIGITAL LIBRARY


Jl. Kuaro Gunung Kelua