Perkebunan merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia, salah satunya yaitu perkebunan kelapa sawit yang memiliki peran strategis sebagai penghasil sumber devisa besar negara sehingga mendorong perekonomian nasional. Dalam membudidaya kelapa kelapa sawit sering terjadi suatu masalah, salah satunya kesalahan memilih lahan yang dapat menyebabkan gagal panen dan rendahnya kualitas hasil produksi kelapa sawit. Proses yang dapat dilakukan untuk menentukan lokasi yang paling sesuai dalam membudidaya kelapa sawit agar menghasilkan produksi dengan kualitas baik adalah membangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan menggunakan metode Technique for Others Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dan Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). Implementasi kedua metode tersebut menggunakan data uji sebanyak 7 kriteria dan 8 alternatif. Hasil implementasi kedua metode menghasilkan rekomendasi A1 dengan perolehan nilai preferensi Vi pada metode TOPSIS sebesar 0,7656, sedangkan A3 dengan perolehan nilai akhir pada metode SMART sebesar 0,9100. Selanjutnya akan dipilih metode terbaik di antara kedua metode tersebut dengan melakukan pengujian hamming distance dan uji sensitivitas. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan hamming distance didapatkan jumlah hamming sebesar 4 pada metode TOPSIS dan 2 pada metode SMART. Hasil pengujian menggunakan uji sensitivitas pada metode TOPSIS mengalami perubahan sebesar 1,6004% dan pada metode SMART sebesar 10,5306%. Berdasarkan 2 hasil pengujian tersebut metode SMART dinilai lebih relevan dalam kasus ini karena memiliki jumlah hamming terendah dan memiliki nilai sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode TOPSIS.