Muhammad Taupiq (1704015079). Pemodelan Kesesuaian Habitat Bekantan (Nasalis larvatus) di Kawasan Sungai Hitam Samboja, Kutai Kartanegara oleh Rustam dan Yaya Rayadin) Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan satwa primata yang termasuk ke dalam subfamili Colobinae.
Bekantan merupakan satwa endemik Borneo yang berada dalam kawasan Sungai Hitam. Secara nasional maupun internasional bekantan telah masuk dalam status perlindungan. Kondisi habitat dan populasi dari bekantan lebih cepat terjadi pada habitat bekantan yang berada di tepi sungai. Hal itu dikarenakan kawasan hutan di tepi sungai mudah dijangkau dan dialih fungsikan menjadi areal permukiman, tambak maupun areal pertanian. Penyempitan dan penurunan kualitas habitat bekantan tersebut diikuti oleh penurunan populasi bekantan. Berkaitan dengan kondisi tersebut maka penelitian habitat bekantan dengan penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) perlu dikembangkan untuk mendapatkan data spasial model habitat yang sesuai.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran habitat serta pendugaan komponen dari habitat bekantan (Nasalis larvatus) di Sungai Hitam Kecamatan Samboja dengan menggunakan metode Principal Component Analisys (PCA). Pemodelan habitat Bekantan dilakukan dengan mengidentifikasi titik perjumpaan Bekantan secara spasial terhadap faktor-faktor habitat. Faktor habitat diidentifikasi melalui tutupan lahan, jarak dari sungai, jarak dari mangrove dan NDVI. Faktor gangguan diidentifikasi melalui jarak dari jalan dan jarak dari pemukiman.
Pembobotan untuk mendapatkan model dilakukan menggunakan metode Principal Component Analisys (PCA) dan pengkelasan dilakukan dengan metode tumpang tindih (Overlay). Model kesesuaian habitat Bekantan adalah Y = (3,134 x