Amplang adalah produk olahan ikan dibuat dari daging ikan yang digiling halus dengan campuran tepung tapioka. Bahan baku Ikan yang biasa digunakan adalah ikan tenggiri (Scomberomorus sp.), ikan gabus (Channa striata), ikan belida (Chitala sp.), dan ikan bandeng (Chanos chanos). Amplang memiliki bentuk seperti ujung jari kelingking yang meruncing dan ada pula yang berukuran lebih kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisikokimia amplang ikan bandeng dengan substitusi kepala dan tulangnya serta akumulasi proporsi kepala dan tulang terhadap daging ikan bandeng pada pembuatan amplang yang disukai oleh konsumen. Analisis pengujian kadar air dan abu menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 6 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Analisis data yang digunakan pada pengujian kadar protein dan lemak adalah Statistik Parametris dengan memakai Uji T Berpasangan (Paired T-test Sample). Perlakuannya adalah substitusi kepala dan tulang lumat (LKT) terhadap daging ikan bandeng yaitu: 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 0%. Parameter yang diamati antara lain seperti Kimia (kadar air, abu, lemak dan protein), Uji Higroskopisitas dan Penerimaan Konsumen. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kombinasi substitusi antara daging ikan bandeng dengan LKT ikan bandeng memberikan pengaruh terhadap Sifat Kimia (kadar air, abu, lemak dan protein.) dan Nilai Higroskopisitas. Sifat Kimia (kadar abu dan protein) maupun Nilai Higroskopisitas pada amplang ikan semakin meningkat seiring bertambahnya LKT ikan bandeng. Sifat Kimia (kadar air dan lemak) semakin menurun seiring bertambahnya LKT ikan bandeng. Konsumen lebih menyukai formulasi amplang ikan bandeng tanpa penambahan LKT ikan bandeng, namun yang mendekati dengan kesukaan konsumen dengan penambahan LKT ikan bandeng adalah persentase perlakuan 20% sebagai perlakuan terbaik.