Down syndrome merupakan kelainan kromosom pada bayi yang menyebabkan penderitanya memiliki IQ yang relatif rendah dan mengalami masalah dalam perkembangannya, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari orang tua. Dampak secara fisik maupun psikologis yang dirasakan oleh ibu yang memiliki anak DS yaitu mudah marah, lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, dan stres. Oleh karena itu, penerimaan diri ibu menjadi bagian yang terpenting agar dapat melanjutkan kehidupan dengan seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti DS dan dapat memberi kasih sayang serta perhatian kepada anak. Dukungan pasangan juga menjadi penolong bagi ibu dalam penerimaan dirinya. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bagaimana gambaran penerimaan diri ibu dan dukungan pasangan yang memiliki anak down syndrome di kota Samarinda. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini yaitu ibu yang memiliki anak down syndrome dan berjumlah empat orang. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi dan wawancara. Teknik analisa yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi (penarikan kesimpulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek menerima dirinya sebagai ibu dari anak down syndrome. Penerimaan diri yang dimiliki oleh subjek yaitu merasa bebas dari rasa bersalah, berpikir positif dan optimis, tidak merasa malu terhadap dirinya sendiri, tidak merasa rendah diri, dan tidak merasa cemas akan tanggapan orang lain. Adanya dukungan dari pasangan berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif yang menolong ibu dalam penerimaan diri mereka.
Kata kunci : Penerimaan diri, dukungan pasangan, down syndrome