Hukuman atau pidana mati adalah praktik yang dilakukan suatu negara untuk menghilangkan nyawa seseorang sebagai hukuman atas suatu kejahatan yang telah dilakukan. Sebagai salah satu jenis hukuman yang paling tua dan paling berat, penerapan hukuman mati sering didiskusikan oleh banyak negara, baik oleh ahli hukum, filosof, teolog, maupun para ilmuan, dan masyarakat pada umumnya. Hal ini menjadikan hukuman mati sebagai jenis hukuman yang paling sering menimbulkan polemik dan kontroversi dibandingkan dengan jenis hukuman yang lainnya. Kontroversi pemberlakuan hukuman mati terjadi hampir diseluruh belahan dunia, baik dinegara-negara Anglo Saxon yang menganut aliran hukum common law system, maupun dinegara-negara Eropa Kontinental yang menganut aliran hukum civil law system. Metode penelitian yang digunakan adalah doktrinal, melalui pendekatan terhadap teori hukum dan peraturan perundang-undangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier yang terkait dengan permasalahan yang diangkat terkait Tinjauan Yuridis Penjatuhan Pidana Mati Bagi Pelaku Pembunuhan Berencana Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Di Indonesia. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, dengan menggunakan Perbandingan hukum dan menganalisa mengenai penegakan hukumnya, penelitian ini mengeluarkan 2 alternatif yang optimal diantaranya: Pertama, Ancaman pidana mati merupakan jenis sanksi yang tidak dapat menimbulkan efek jera sesuai dengan fungsi pemidaan dan bertolak belakang dengan Hak Asasi Manusia. Kedua, di dalam RKUHP hukuman mati tidak memiliki kenyataan yang tidak jelas bagi pelaku tindak kejahatan dan pengaturan pidana mati tidak jauh berbeda dari KUHP sebelumnya.