Anemia gizi merupakan masalah yang paling banyak dijumpai pada remaja dan wanita usia subur (WUS) menderita anemia gizi besi dan berlanjut pada masa kehamilan dan memiliki dampak buruk dalam jangka singkat maupun panjang. Persepsi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan pencegahan anemia. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa masih banyak siswi yang tidak menjaga pola hidupnya sehingga berpeluang mengalami anemia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi remaja tentang anemia terhadap perilaku pencegahan anemia di SMA Negeri 6 Balikpapan Utara. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 200 responden. Responden penelitian ini adalah siswi kelas XI dan XII di SMA Negeri 6 Balikpapan Utara, dalam rentan usia 15-18 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan analisi data penelitian ini menggunakan chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi kerentanan negatif 117 (58.5%), persepsi keseriusan negatif 108 (54%), persepsi manfaat negatif 117 (58.5%), dan persepsi hambatan negatif 108 (54%). Hasil uji bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara persepsi kerentanan (P-value 0.637) persepsi keseriusan (P-value 0.070), persepsi manfaat (P-value 0.857), persepsi hambatan dengan perilaku pencegahan anemia (P-value 0.280).
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada variabel persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat dan persepsi hambatan dengan perilaku pencegahan anemia di SMA Negeri 6 Balikpapan Utara. Disarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan edukasi berkelanjutan untuk membentuk persepsi kerentanan dan keseriusan yang tinggi terhadap anemia.